Rabu, 22 Juli 2009

Pohon Dibabat, Dr Angka "Nggak Mesra" Lagi



Demi memperlebar jalan Dr Angka, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, 90 pohon peneduh yang sudah berusia lebih dari 20 tahun ditebang seluruhnya. Warga pun menyayangkan penebangan tersebut, karena pohon-pohon itulah Jalan Dr Angka selama ini dikenal sebagai jalan kemesraan.

Hervina (23) , warga Sokaraja mengaku, sedih dengan ditebangnya pohon-pohon peneduh di sepanjang Jalan Dr Angka. Karena hanya jalan itu lah yang masih memberikan keteduhan bagi pengguna jalan di Purwokerto.

"Karena teduhnya itu lah, Jalan Dr Angka sering disebut jalan kemesraan," katanya, Jumat (15/5).

Pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan itu juga mengaku was-was dengan proyek pelebaran jalan tersebut. Karena be lajar dari penataan alun-alun, kata seorang pedagang koran Jalan Dr Angka, Dwi (25), PKL tak pernah diserap aspirasinya. Pemerintah Kabupaten Banyumas malah bertindak sendiri menata alun-alun itu, dan selanjutnya PKL disingkirkan dari alun-alun.

"Saya cuma khawatir akan terjadi seperti itu. Sebab, sampai sekarang pun, PKL di Jalan Dr Angka ini tak pernah diajak bicara oleh pemkab. Apalagi diberitahukan, apa rencana pemerintah terhadap PKL setelah pelebaran jalan ini," katanya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Banyumas, Mayangkoro mengatakan, penebangan pohon itu sudah dipikirkan secara seksama oleh Pemkab Banyumas. "Kami sudah memperhitungkannya secara matang," katanya.

Malah penebangan itu, lanjutnya, sudah direncanakan tiga tahun lalu, karena kebutuhan pelebaran Jalan Dr Angka semakin mendesak. Hal itu menyusul kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di Jalan Dr Angka setiap pagi sudah melampaui batas.

"Agar tidak terlalu padat lagi, Jalan Dr Angka ini harus dilebarkan. Arus lalu lintas pun akan lancar," katanya.

Pelebaran jalan itu akan memperlebar Jalan Dr Angka dari enam meter menjadi 12 meter. "Karenanya, taman jalan yang ditanami pepohonan peneduh dan jalur lambat yang ada di sisi kanan dan kiri jalan tersebut, harus dibongkar. Dengan dibongkar, Jalan Dr Angka akan lebih lebar," ucapnya.

Bersamaan dengan proyek pelebaran itu, katanya, Pemkab Banyumas akan menanam kembali pohon peneduh di sepanjang trotoar Jalan Dr Angka, sebanyak 120 pohon. Pelebaran jalan dan penanaman kembali pohon peneduh itu langsung dibiayai APBD Banyumas, sebesar Rp 1,5 miliar.

"Pohon peneduh tidak akan dihilangkan. Tetap akan kami tanam di sepanjang Jalan Dr Angka," katanya.

-kompas.com-

Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman)


think globaly, act locally....

Sesuai dengan amanat yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945 dan desakan masyarakat Banyumas akan kebutuhan pendidikan tinggi, para pemimpin formal dan informal Banyumas menggagas perlunya didirikan perguruan tinggi/universitas di wilayah Banyumas. Sebagai tindak lanjut gagasan ini dibentuklah Yayasan Pembina Universitas Jenderal Soedirman dengan Akte Notaris No. 32 tanggal 20 September 1961. Selanjutnya, atas desakan masyarakat, dinas instansi, dan TNI, Yayasan Pembina Universitas Jenderal Soedirman berusaha mewujudkan berdirinya universitas.

Dengan Surat Keputusan Presiden RI No 195 tertanggal 23 September 1963, berdirilah Universitas Jenderal Soedirman secara resmi didirikan, dan diresmikan oleh Menteri PTIP Prof. Dr. Tojib Hadiwidjaja bertempat di rumah Dinas Residen Banyumas. Pada awalnya Universitas Jenderal Soedirman memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Pertanian (pelimpahan dari Universitas Diponegoro Semarang), Fakultas Biologi, dan Fakultas Ekonomi. Dalam perkembangannya, Unsoed membuka beberapa fakultas lagi, yaitu: Fakultas Peternakan, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, dan Fakultas Sains dan Teknik.

Saat ini Universitas Jenderal Soerdiman telah memiliki 11 program diploma tiga, 35 program studi S1, 2 program profesi, yang tersebar dalam delapan fakultas. Di samping itu Universitas Jenderal Soedirman juga telah membuka sembilan (9) program pascasarjana jenjang strata 2 yaitu Program Magister Manajemen, Magister Ekonomi Manajemen, Magister Ekonomi Pembangunan, Magister Ilmu Hukum, Magister Administrasi Publik, Magister Ilmu Lingkungan, Magister Ilmu Tanaman, Magister Sumber Daya Ternak, dan Magister Biologi. Bahkan Unsoed baru saja membuka program doktoral dengan bekerjasama dengan Universitas Brawijaya dan Universitas Utara Malaysia.

Baturraden


Baturraden merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sejak tahun 1928, Baturraden dikenal sebagai obyek wisata pegunungan. Pengunjung bisa menikmati keindahan pemandangan alam dan udara pegunungan yang sejuk dengan suhu antara 18°C-25°C. Dalam kondisi cuaca yang bagus dan cerah, pemandangan Kota Purwokerto, Nusakambangan, dan pantai Cilacap dapat terlihat dengan jelas dari puncak Baturraden.
Nama Baturraden berasal dari dua kata (bahasa Jawa), yaitu Batur (bukit, tanah, teman, pembantu) dan Raden (bangsawan). Bila digabung, kata “Baturraden” dapat bermakna: tanah yang datar atau tanah yang indah. Ada dua versi sejarah Batu Raden, yaitu versi Syekh Maulana Maghribi dan versi Kadipaten Kutaliman. Menurut versi yang pertama, Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Rum yang berasal dari Turki dan beragama Islam, pernah merasa penasaran dengan cahaya terang misterius yang menjulang ke angkasa dan bersinar di bagian timur. Sang Pangeran kemudian mencari asal cahaya tersebut. Singkat cerita, setelah melakukan pendakian hingga ke puncak sebuah gunung, Sang Pangeran melihat ada seorang pertapa Buddha yang bersandar pada sebuah pohon jambu yang memancarkan sinar cahaya ke atas. Lokasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Baturraden. Sedangkan menurut versi kedua, cerita Baturraden terkait dengan kisah cinta antara anak perempuan Adipati Kutaliman dengan pembantunya yang menjaga kuda.
Luas tanah keseluruhan kawasan obyek wisata Baturraden adalah 16,5 Ha, dengan luas lahan investasi 4 Ha. Status tanah adalah HPL (hak pengelolaan) Pemerintah Daerah (Pemda).

Keistimewaan Baturraden terletak pada aneka ragam jenis obyek wisata yang ditawarkan. Di samping wisata utama Baturraden, di kawasan ini juga terdapat banyak lokasi wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya adalah:

1. Taman Botani. Taman ini menyediakan aneka ragam tanaman hias, tanaman bongsai, dan tanaman langka, seperti Tanaman Havana, Daun Dewa, Brimulia, Keladi Tikus, Antarium Lipstik, Palem Paris, Lidah Gajah, dan Widoro Laut. Harga tanaman-tanaman ini terbilang cukup murah dan dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin menjadikannya sebagai cinderamata.

2. Curug Gede. Obyek wisata ini terletak di Desa Wisata Ketenger, jaraknya kurang lebih 3 km dari Baturraden. Di sana terdapat sebuah air terjun yang indah.

3. Pancuran Pitu, yang berjarak 2,5 km dari Baturraden. Pancuran ini terletak 2,5 km dari Baturraden. Pancuran ini merupakan sumber air panas bumi dengan temperatur 60°-70° C yang langsung mengalir dari kaki Gunung Slamet melalui tujuh pancuran.

4. Pancuran Telu. Pancuran ini diresmikan pada tanggal 18 Januari 1987. Pancuran ini mengalirkan air panas bersulfur dengan suhu 40‘C yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.

5. Wana Wisata. Obyek wisata ini terletak 2 km dari Baturraden. Wana Wisata menyajikan pemandangan hutan yang hijau dan indah. Tempat ini sangat cocok untuk kegiatan berkemah dan jungle tracking.

6. Telaga Sunyi. Telaga ini terletak di sebelah timur, yang berjarak sekitar 3,5 km dari Baturraden. Telaga ini terbilang indah, airnya jernih dan dingin.

7. Taman Kaloka Widya Mandala, yang merupakan kebun binatang sekaligus sebagai wisata pendidikan. Di taman ini terdapat sejumlah binatang yang didatangkan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti kambing kaki tiga, gajah, beruk, sapi kaki lima, ular sanca, monyet, landak, buaya Irian, orangutan, dan rusa. Di komplek wisata ini juga terdapat Museum Satwa Langka yang berisi binatang seperti beruang madu, harimau Sumatera, dan macan dahan.

Di samping obyek wisata yang cukup banyak, kawasan Batu Raden ini juga diwarnai dengan fasilitas seni dan budaya, yaitu:

1. Grebeg Syura atau Sedekah Bumi. Upacara ini dilakukan pada tanggal 9 Bulan Syura. Tujuannya adalah sebagai tolak bala, yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan berupa ruwat bumi dan selamatan di makam-makam leluhur.

2. Kenthongan, merupakan kesenian musik khas Banyumas. Alat utama kesenian ini adalah kenthong yang berupa potongan bambu yang diberi lubang di sisinya secara memanjang. Untuk memainkannya perlu dikentong.

3. Calung dan lengger. Calung merupakan alat musik yang juga terbuat dari potongan bambu, diletakkan secara melintang, dan dimainkan dengan cara dipukul. Sedangkan lengger adalah tarian yang dimainkan dua orang perempuan atau lebih dan diiringi dengan calung.

4. Pakaian adat Banyumas. Pakaian adat Banyumas ada dua macam, yaitu pakaian untuk kalangan wong cilik (seperti pakaian ancingan, bebed wala, pinjungan, iketan, dan nempean) dan pakaian untuk kalangan bangsawan (beskap untuk pria dan nyamping untuk perempuan).

5. Ebeg (kuda lumping). Ebeg merupakan tarian tradisional Banyumas dengan ciri khasnya menggunakan kuda kepang. Dalam pertunjukan biasanya diiringi dengan gamelan yang bernama bendhe.

6. Pameran tanaman hias, seperti havana, daun dewa, dan palem paris.

7. Sadranan. Ritual ini berupa bersih-bersih makam yang dilanjutkan dengan acara kenduren. Tujuannya adalah untuk mengenang arwah para leluhur.

Baturraden terletak di sebelah selatan kaki Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut. Lokasi obyek wisata ini berada di sebelah utara dan berjarak sekitar 14 km dari Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Untuk menuju lokasi, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari Kota Purwokerto perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 15 menit. Pengunjung bisa menggunakan angkutan umum dari terminal Kebondalem Purwokerto menuju lokasi wisata Batu Raden.

Di lokawisata Baturaden terdapat sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati, yaitu:
1. Kolam renang (Rp. 1.500,00 per orang)
2. Kolam luncur (Rp. 1.500,00 per orang)
3. Pijat lulur belerang dan mandi air panas (Rp. 15.000,00 per orang)
4. Sepeda air (Rp. 1.500,00 per orang)
5. Mandi air panas VIP (Rp. 3.000,00, maksimal 15 menit)
6. Mandi Air Panas Kelas I (Rp. 2.000,00, maksimal 15 menit)
7. Mogen atau mobil genjot (Rp. 1.500,00, maksimal 15 menit)
8. Komedi putar (Rp. 1.500,00, maksimal 15 menit)
9. Kereta mini (Rp. 2.000,00 per orang)

Ada banyak akomodasi dan fasilitas yang tersedia di obyek wisata Baturraden ini, yaitu sebagai berikut:

1. Di pusat wisata Baturraden terdapat banyak villa, wisma Baturraden, dan hotel.

2. Di sebelah timur kawasan wisata Baturraden juga terdapat banyak villa dan hotel.

3. Di sebelah Barat kawasan wisata Baturraden terdapat:
• Banyak hotel.

• Biro perjalanan wisata. Baturraden tidak mempunyai biro perjalanan wisata sendiri. Mereka melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan memfasilitasi sejumlah biro atau agen perjalanan wisata.

• Sejumlah restoran.

• Gedung Kertiwana, yang terletak di sebelah kawasan Bumi Perkemahan Baturraden. Gedung yang didesain secara khusus menyatu dengan alam ini mampu menampung 500 orang.

• Palawi SPA Baturraden, sebagai fasilitas untuk SPA dan Aromateraphy.

• Rumah penginapan (homestay) yang terdapat di desa wisata Ketenger dan disediakan untuk umum.

• Beberapa bungalo atau rumah yang disewakan sebagai tempat peristirahatan.

• Beberapa jasa pramuwisata, yang lebih dikhususkan untuk wisatawan mancanegara.

• Club malam.

• Panti pijat dan mandi lulur belerang. Fasilitas ini merupakan wisata kesehatan dengan memanfaatkan sumber air panas yang mengandung kadar belerang yang cukup tinggi.

• Terminal Baturraden. Terminal ini berfungsi sebagai tempat kedatangan dan pemberangkatan kendaraan ke Taman Wisata Baturraden, seperti bis umum, bis pariwisata, dan kendaraan pribadi.

• Kios-kios cinderamata, yang menjajakan sejumlah barang, seperti pakaian, sepatu, sandal, jaket, mainan anak-anak, dan asesoris-asesoris lainnya.

• Tempat parkir yang cukup memadai.

-masandry.com-

Fuzion Crew


Fuzion Crew Profile

Filosofi

Fuzion Crew berasal dari kata Fusion yang artinya penyatuan atau penggabungan. Fusion juga memiliki arti mengenai varian baru musik jazz yang mengadopsi unsur rock dan soul (R&B) yang juga merupakan iringan musik dalam tarian bboying.


History

Pada awal tahun 2008, Fuzion Crew merupakan crew yang menyatukan 4 crew bboy di kota Purwokerto, yang terdiri dari Power Break, North Bandit, Red Monkey dan Dynamic Ghozt.

Namun pada akhir tahun 2008, bboys dari Red Monkey keluar dari Fuzion Crew. Dan lama-kelamaan hingga saat ini, Fuzion Crew tidak hanya eksis dalam dunia bboying, namun mulai berkembang pada Hip-Hop Dance.


Pengalaman

Juara Bboy event lokal

Juara Dancer event lokal

Guest star IM3 Basket Ball Competition

Guest star Surya Pro Basket Ball Competition

Guest star 3on3 Nuvo Basket Ball

Lolos audisi Lets Dance edisi Bboy di Solo dan Purwokerto (2008)

Guest star Modeling PHC Sri Ratu

Performed as hip hop guest star on Ballroom Dance Dinasty Hotel (2009)

Guest star di pensi-pensi sekolah dan kampus


Crew ‘n Position

· Ibnu (Bboy – Dancer)

· hC (Bboy – Dancer)

· Reza (Bboy – Dancer)

· Jenggod (Bboy – Dancer)

· Danang (Bboy – Dancer)

· Panggah (Bboy)

· Igun (Bboy)

· Bastian (Bboy)

· Blek (Bboy)

· Yova (Dancer)

· Lita (Dancer)

· And many more…

Contact Us

0281 5747362/ 08164287816 (Ibnu)

www.fuzioncrew.tk

Electra


Musik adalah segala bentuk ekspresi dari segala rasa dalam diri, sebagai ungkapan rasa suka dan duka, benci, rindu dan cinta ataupun ungkapan sebuah angan-angan yang mengalun indah dalam nada menjadi bahasa yang universal yang dapat menghilangkan semua kasta dan ras yang telah tercipta di bumi. Oleh karena itu semua punggawa Electra memutuskan untuk berkumpul dan bersama-sama menyatukan diri untuk menciptakan nada dan lirik yang harmoni menjadikannya sebuah lagu sebagai wujud kreatifitas dan sumbangan karha bagi bangsa.

Electra berdiri tanggal 29 Juni 2007 di kota Purwokerto, dengan mengusung jalur POP ROCK Alternatif, diawal berdirinya band ini bernama ROBINHOOD yang kemudian berganti nama ELECTRA seiring dengan perjalanan musik mereka.

Electra sendiri memiliki makna bintang yang cemerlang seperti harapan para personilnya untuk menjadi BINTANG di permusikan Indonesia.

Setelah menjadi salah satu juara seleksi kota dalam kompetisi A MILD LIVE WANTED 2008, karir musik mereka semakin menanjak dengan karya-karya mereka yang banyak requestnya di radio-radio anak muda di Purwokerto bahkan sudah merambah ke radio-radio di Jogja, Semarang, Jawa Barat dan Jakarta dan ELECTRA merupakan salah satu band alternative terbaik di kotanya.

Dalam tiap penampilannya ELECTRA selalu memuaskan para ELECTRIS sapaan fans ELECTRA Band dengan lagu-lagunya yang sudah sangat dikenal dan selalu dapat dinyanyikan para Electris-electrisnya.

Untuk konsep musiknya ELECTRA mencoba menghadirkan warna baru di blantika musik Indonesia dan salah satu cara untuk menarik perhatian pasar adalah mereka mencoba menghadirkan lirik tema cinta dari sudut pandang yang beda di balut dengan sajian aransemen musik rock dengan sentuhan warna disco yang diharapkan warna musik yang dihadirkan memiliki “ rasa “ yang beda dibandingan dengan band-band lainnya dan tentu saja bisa eksis di industri musik Indonesia.

Sederet pengalaman manggung berjejer seiringan dengan kematangan bermusik mereka antara lain :

  1. Opening NIDJI LIVE in Concert 2008
  2. Opening The Changcuters 2008
  3. Ultah Telkomsel Purwokerto 2008
  4. Juara 2 A Mild Live Wanted wilayah kota Purwokerto
  5. Finalis A Mild Live Wanted 10 BEsar BAndung
  6. Event@ Fame Station Bandung
  7. HUT Kota Cilacap 2008
  8. Lounching ESIA Purwokerto
  9. Pasar Rakyat BRITAMA 2008
  10. Tour 5 Kota bareng Marlboro Mix
  11. Tour 3 Kota bareng Sji Sam Soe
  12. Ultah Radio Paduka fm 2008
  13. KOnser Kesempurnaan SAMPOERNA HIJAU 2008
  14. Pesta TAHUN BARU @ De Fron Café bareng Clas Mild
  15. Home Band ZONE Café Baturaden
  16. and much more…..

Bagi Electra musik adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka bukan hanya sekedar hobi atau kegiatan iseng belaka. Bermusik adalah sebuah langkah serius yang mereka ambil, semaksimal mungkin menghasilkan karya-karya terbaik yang bisa diterima masyarakat luas dan musik mereka bisa membawa angina segar bagi indi\ustri musik indonesa.

Electra berharap bisa bekerja sama untuk teris bisa menghasilkan maha karya yang bisa di dengar di se antero jagad raya sebagai pesan moral dalam cinta dan damai.

Untuk Bisnis silahkan hubungi management Electra :

GRIYA LIMAS PERMAI BLOK J NO. 6

KARANG WANGKAL PURWOKERTO

JAWA TENGAH, INDONESIA 53113

Mobile : 0852 270 111 79

Email : electra919@yahoo.com

Myspace : www.myspace.com/rockrobinhood

Friendster : electra919@yahoo.com

-promoindie-

Supernova


Standing aplaus buat Supernova (Purwokerto)! Permainan mereka di atas panggung grand final A Mild Live Wanted 2009 di Venue Eldorado Bandung, hampir tak ada cela, Sabtu (30/05). Bukan berarti kesebelas band lainnya tampil tidak maksimal, dewan juri cukup lama mempertimbangkan, menilai siapakah yang paling pantas menyandang gelar juara pertama, dan berhak atas satu buah album rekaman. Malam ini Supernova lah yang paling pantas menjadi juara pertama, Coffee (Samarinda) juara kedua, Sinar (Medan) juara ketiga, dan juara favorit dipegang oleh Inverno (Palembang) yang total voternya diambil melalui situs amild.com serta di venue itu sendiri.

Sujud haru menjadi pelampiasan kegembiraan yang tiada tara pada saat nama Supernova disebutkan sebagai juara. Penantian selama tiga tahun rupanya terbayar lunas tahun ini. Dan masih seperti tiga tahun yang lalu, mereka masih bersikeras untuk membawakan musik yang sama, tentunya dengan kualitas yang jauh lebih meningkat di tiap tahunnya.

"Nggak bisa dipungkiri lagi, penampilan Supernova malam itu bagus banget, sempurna, mulai dari aksi panggung, musiknya hingga interaktifnya," jelas Capung selaku dewan juri. Interaksi yang dibangun oleh Supernova rupanya menjadi sebuah penilaian yang tidak bisa dilihat sebelah mata. Pendukung yang mereka undang dari kampung halamannya, serta Bandung sebagai pusat regional Jawa Bagian Barat menjadi sebuah media yang bisa mereka manfaatkan dengan baik di atas panggung.

Yah, Bandung sebagai tuan rumah mewakili regionalnya menjadi saksi sejarah munculnya band-band baru berbakat. Bukan hanya pemenang saja yang pantas untuk disebut band yang keren, melainkan semua finalis, bahkan semua peserta pantas untuk disebut seperti itu. A Mild Live Wanted 2009 menjadi catatan kecil untuk perkembangan musik Indonesia. Keberagaman yang ditampilkan seakan membukakan mata bahwa musik di Indonesia itu sangatlah beragam, dan tidak selamanya menye-menye dengan stereotip musik yang itu-itu saja.
-musikji-

Dunia pendidikan Purwokerto tercoreng

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Erna Dwi Purnomowati, divonis 16 bulan penjara dan denda Rp 17 juta subsider satu bulan penjara. Erna terbukti menyelewengkan dana dekonsentrasi sekolah dasar di Banyumas, Jawa Tengah.

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto yang diketuai Kastiono juga menjatuhkan vonis kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Sutrimo, satu tahun penjara dan denda Rp 10 juta subsider satu bulan penjara. Terdakwa lainnya, Kepala Sekolah Dasar Negeri Nusamangir, Kecamatan Kemeragen, Sutrimo, juga dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

"Seluruh terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi," kata Kastiono saat membacakan putusan di Pengadilan Negeri Purwokerto, Banyumas, Kamis 18 Desember 2008. Majelis menilai Erna sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengumpulan dana, sehingga mendapat hukuman paling tinggi.

Kasus ini dimulai saat Sutrimo mengumpulkan dana dari 36 sekolah dasar di Banyumas. Tiap sekolah diharuskan membayar Rp 6,2 juta. Selain itu, pihak dinas pendidikan juga mendapatkan sumbangan dari dua sekolah menengah kejuruan negeri di Banyumas. Total dana yang dikumpulkan sebesar Rp 288,38 juta.

Dana itu kemudian diserahkan ke Eko dan Erna. Rencananya, dana itu akan dibagikan ke pejabat lainnya sebagai bentuk tanda terima kasih. Namun, sebelum dilaksanakan, tiga terpidana ini keburu ditangkap.

Peran Pemuda

Satu nusa… satu bangsa… satu bahasa kita…Tanah air pasti jaya…untuk slama-lamanya…

Itulah sebait lagu satu nusa satu bangsa yang menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan cita-cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama Indonesia yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tidak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, pemudalah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Selain itu, pemuda sudah sepantasnyalah menjadi agent of change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani. Inilah kira-kira peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama.Menilik sejarah, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang tidak lain dimotori oleh para pemuda pada zaman itu. Sejarah mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan. Bangsa Indonesia disadarkan bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan, seharusnnya ada persatuan dan perasaan senasib yang melandasi perlawanan terhadap penjajah.Setelah dipelopori Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama, bermunculanlah sekian banyak organisasi kebangsaan lainnya. Muhammadiyah, NU, Serikat Dagang Indonesia, Taman Siswa, sampai dengan PNI sebagai partai pertama yang dimiliki bangsa ini adalah contohnya. Kesemuanya memiliki orientasi dan cita-cita yang sama, persatuan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia.Sampai pada hari yang sangat menentukan bagi masa depan Bangsa Indonesia, 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Kongres ini setidaknya menghasilkan tiga point penting, yakni kesadaran berbangsa Indonesia, bertanah air Indonesia, dan berbahasa nasional, Bahasa Indonesia. Inilah moment dimana semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan yang berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan perlawanan terhadap penjajah yang akhirnya mencapai titik kulminasinya melalui proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada zaman pergerakan, hampir satu abad yang silam. Sekarang??Sebuah angket mengenai penghayatan makna sumpah pemuda yang diselenggarakan sebuah media terkemuka menggambarkan betapa minimnya penghayatan terhadap nilai-nilai sumpah pemuda. Ketika ditanya tentang apa itu sumpah pemuda, Suprapto (17), siswa kelas II Sekolah Menengah Umum (SMU) Muhammadiyah 6 Surabaya mengutarakan ”Dari pelajaran sejarah di sekolah sejak SD memang saya tahu kalau tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Namun, hanya tahu sebatas tanggal saja. Selebihnya saya tidak tahu,”Ironi memang melihat fenomena ini, tapi itulah yang terjadi. Pemuda pada zaman sekarang seolah-olah tidak mewarisi semangat nasionalisme yang didengung-dengungkan Sukarno, Hatta, Syahrir dan banyak tokoh-tokoh pemuda lainnya beberapa dasawarsa silam. Agaknya, tidak salah jika sebagian orang mengatakan bahwa nasionalisme pemuda kita telah berubah menjadi materialisme dan hedonisme, patriotisme telah berubah menjadi apatisme. Fenomena ini dapat kita tangkap dari keengganan sebagian pemuda kita untuk memikirkan masalah kebangsaan. “Jangankan soal kebangsaan, untuk masalah yang ada di sekitarnya saja banyak yang tidak peduli. Untuk berorganisasi di tingkat sekolah saja susah mengajak dan melibatkan mereka. Yang dipikirin cuma bersenang-senang dan kepentingannya sendiri,” ujar Savitri (16), siswa kelas II SMK Ketintang I Surabaya ketika ditanya tentang keadaan pemuda di sekolahnya. Banyak sebab yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan warisan para pendahulu Republik ini. Salah satunya adalah kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang dikumandangkan elite polotik kita. Mereka melihat tidak adanya figur teladan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan keadaan bangsa.Selain itu, sebab lainnya adalah tidak adanya kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu, pengalaman dan kewenangan. Banyak kaum muda yang merasa bahwa kemampuan mereka dalam suatu bidang kurang bisa ditampilkan secara maksimal oleh karena tidak adanya kesempatan untuk menduduki posisi yang penting dalam menentukan kebijakan di negeri ini. Sebagian besar elit politik kita masih memegang paradigma lama yang kurang menghargai profesionalisme dan lebih mementingkan koneksi.Sebagian besar pemuda, putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi dan kemudian mendapat beasiswa ke luar negeri merasa bingung ketika lulus. Mereka dihadapkan kepada pilihan bekerja di luar negeri dan hidup sejahtera atau pulang ke Indonesia dan hidup seadanya (kalau tidak ingin disebut menderita). Hal ini karena minimnya penghargaan (terutama dalam bentuk gaji) negara terhadap profesional ini. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di luar negeri dan lupa berkontribusi terhadap negara.Dihadapkan pada masalah tersebut, kita seyogianya dapat memandang secara arif bijaksana untuk kemudian menyelesaikannya. Sudah saatnya kita memiliki figur elit politik yang benar-benar mampu berkontribusi secara nyata-tidak sekedar wacana-terhadap proses perbaikan bangsa dan yang sadar akan pentingnya regenerasi, sehingga lebih memberkian tempat bagi kaum muda untuk dapat berperan sesuai kompetensinya dalam menentukan arah kebijakan negara.Dari sudut pandang pemuda, seharusnya pemuda lebih mengetahui perannya sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik. Pemuda harus lebih memupuk rasa cinta tanah airnya dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mampu untuk memperbaiki keadaan bangsa, mewujudkan cita-cita besar sumpah pemuda sesuai kompetensinya masing-masing.Dari contoh kasus beasiswa ke luar negeri yang diterima sebagian pelajar kita misalnya, belajar dari China seharusnya ketika lulus mereka mencari pengalaman terlabih dahulu di perusahaan luar negeri. Baru setelah merasa cukup berpengalaman, mereka pulang untuk berkontribusi membangun Indonesia sesuai kompetensinya masing-masing. Untuk itu, perlu kesiapan dari para generasi tua untuk mengubah paradigma berpikir dan kemudian memberi kewenangan kepada generasi muda untuk berkarya. Selain itu, negara kita harus memiliki kebijakan yang berorientasi pada kemajuan pendidikan dan riset. Karena dari segi itulah kaum muda dapat berperan.

-agilonbetterment-